Senin, 24 Agustus 2015

Bumi

Daun mulai berguguran ke tanah yang gersang,
Dan angin yang berhembus memercikkan api.
Lalu membara diatas puing kayu yang malang nasipnya.
Ratapan sepi angin memuja tanah yang dibanjiri bara merah,
Kemudian kayu yang terbakar hanya menyisakan tangis bumi.

Dimana kalian yang pernah mencintai dengan hati?
Rasa peduli yang tertempel di baju-baju berlabel mahal,
Apakah hanya kata saja, dan pemuas nafsu belaka?

Kalian adalah bagian darinya,
Yang tak pernah berhenti mengais sesuatu yang tumbuh dari perutnya.
Bumi, tak pernah berhenti menjadi kambing,
Seketika waktu berjalan tubuhnya terus diombang-ambing.
Karena kebosanannya, dia menunggu api membanjirinya,
Mengharap air segera meraup wajahnya.
Hingga pada suatu masa matahari kembali meratapi tangisnya.
Dan bumi berkata: aku tlah memberimu segalanya. Namun kenapa aku selalu dibuatmu sangat dekat dengan kematianku?

Jogja, 25 agustus 2015


0 komentar:

Posting Komentar