Senin, 25 Mei 2015

Bersulanglah Kawan



Sederet kata mulai bergerak membangun cerita
Tinta hitam menguak perasan yang pernah ada
Tertulis indah dunia hijau yang menjadi petang
Gelap-gelap, kita bersama menuju terang

Bersulanglah kawan..

Sebongkah batu di pantai yang mulai hancur
Terhempas ombak bertengger diatas pasir putih
Datang iblis dengan segala keangkuhan
Pedang berlumuran darah telah terpangpang di awan

Syahdu nada becerita tentangmu, iblis dan desiran ombak
Haluan kapal-kapal menembus badai, adalah kau yang berjuang
Saat petir dan mendung hitam berpesta
Keringatmu bercucuran menantang gelap
Teman, tidakkah rembulan masih menyinari wajahmu
Rintik-rintik sinar mentari menjatuhi setiap hati yang menyatu

Kawan...

Andai dirimu tetap berada disampingku
Andai jiwamu masih menyatu denganku
 Maka kita masih bisa menikmati pasir putih bersama
Kita masih bisa berpesta sinar rembulan di singgasana

Jogja, 25 Mei 2015

Sabtu, 09 Mei 2015

Jika Aku Adalah Hujan

Jika aku adalah hujan, maka aku akan membasahi anggur-angur yang bisa memabukkan

Jika aku adalah hujan, maka aku akan selalu menetes di atas daun-daun yang hijau

Jika aku adalah hujan, maka aku akan ada ditengah tanah yang gersang

Jika aku adalah hujan, maka aku akan menghidupi setiap tumbuh-tumbuhan

Jika aku adalah hujan, maka aku akan menari disetiap kegembiraan manusia

Jika aku adalah hujan, maka aku akan berputar-putar dialur sebab kejadian

Jika aku adalah hujan, maka aku akan membaur bersama keindahan seluruh alam

Jika aku adalah hujan, maka aku akan ikut serta menari bersama tawa tuhan

Dan jika aku bukan hujan, maka senantiasa aku akan merindukan tiap tetesan hujan


Jogja 9 Mei 2015

Minggu, 03 Mei 2015

Bermain diatas air

Tak sabarlah kita memang ingin mencandu bibirmu
Menjamahnya dengan lantunan suara syahdu
Diatas atap luar yang sudah mulai rapuh
Suara bising bertebaran membuat angin bergemuruh

Sabarlah Bung..
Kiamat masih belum mau untuk merusak tempat ini
Masa lalupun masih enggan untuk menawarkan gelapnya
Alam semesta masih bersedia mengajak kita bermain
Karena semua hanya meluap diatas air yang mengalir

Jogja 27 April 2015

Ruang kamar



Pojok ruang yang dipenuhi kertas nan usang
Tembok  yang meluntahkan coretan hitam
Lembaran kisah sadis terukir menjadi debu
Disini, ditembok yang berdiri, terangkum nuasa gelap
Gersang memang..
Lantai beradu suara dua manusia
Lebihpun ada, namu itu tawa manusia hina
Hanya sesekali jidat menatap mengadu nasip hidup
Bukan penghuninya, melaikan lainnya
Bukan aku atau kamu, tapi dia..
Dia yang tak jarang hadir dihadapan keduniawiannya
Dia yang tak pernah lupa kepada sang pencipta
Dia yang tak pernah lepas dari rantai agama
Hitam memang..
Nuasa gelap terasa ketika dia yang lain lagi datang
Bersenggama mengatasnamakan keindahan wujud yang tiada
Hingga meneteskan air mata diakhir kemesraan buta
Dari itulah ruang kamar ini tercipta kisah yang tidak pernah ada

Jogja 04 April 2015