Jumat, 07 Maret 2014

Alih tuhan akanku

bunga malam ini kini mulai layu dan semerbak wangi itu telah hilang mungkin prasangka ini benar adanya dari pertama aku merenggut senyummu dari pertama aku bertekuk lutut didepanmu mata yang akan terus memandang kematian ujung yang diharapkan berbunga kebahagiaan kini telah kau balikkan pandang dari satu titik yang diinginkan akan datang yaitu sebuah kenikmatan madu yang dibawa oleh kumbang yang diambil dari tanah-tanah gersang hai sang kumbang... bukan aku ini seorang bajingan pemaksa perasaan dan bukan pula seorang pemilik hati yang tuli andai kau baca syair-syair sang sufi cinta tentulah hatimu akan tergoyahkan akan segala perkataan namun berbeda itu pasti tak sama atau hanya sekedar sama nama mungkin juga sebuah tabir penutup gelap melindungi dirinya dari segala rasa malu yang kini mulai merayap memiliki sekuntum atau setaman bunga bangkai yang akan dijamah namun tak sampai duhai bunga yang terasa manis.... berbahagialah setelah berpindah dari hati ke hati atau dari hidup menuju mati karna harum mawar dan manis madu takkan pernah menyentuhmu sampai mati sampai kau masih cinta dengan uniknya hati peduli apa aku dengan itu karna kau tak pernah memberiku mawar merah dan jangan berfikir akan hidup ditaman yang gersang ini dan sekali lagi peduli apa aku dengan sajak busukku tuhan mungkin berencana lain tetang semua kisahku yang kutulis dengan sajak ini atau yang lain Pare 13/02/2014 4:26

0 komentar:

Posting Komentar