Selasa, 09 Desember 2014

Detik Akhir


Akhir sewaktu jantung berdetak bersamamu
Disinggasana dunia, hanyalah impian yang telah memfosil
Hingga dunia baru terlahir karna ada keingkarnasi waktu
Yah, kita memang bicara waktu dan ruang berbeda
Tapi dulu telah menjadi takdir yang tidak bisa berubah
Ruang dan waktuku sekarang berbeda

Ketika semua orang berbicara tentang dunia, tapi aku berbicara masalah waktu yang diam
Seakan semua kebahagiaan terhimpit zaman kegelapan
Kakiku hanyalah alat untuk mencari kebahagiaan
Namun tak terbersit sekatapun dalam pikiran jernihmu
Diam tidak kau pahami dan memang tingkah tidak selalu bisa ditafsiri
Sajakku adalah kata mati, tak seorangpun bisa menafsirkan dengan tepat
Tak perlu bicara diam yang membuat pikiran melayang-layang
Cukup ruang dan waktu yang diam yang harus dimengerti dengan hati
Kita bicara hati, ya kita memang berbicara masalah hati
Hati yang busuk tapi aku juga tidak mengerti tentang isi hati

Sampai kapanpun kebohongan berulang-ulang akan jadi sebuah kebenaran
Cukup alasan di siang ini saja menjadi saksi
Karna aku tak percaya definisi hatimu
Karna aku tak mungkin hidup semalanya dalam duniamu
Karna suatu saat dunia akan terbelah menjadi dua
Aku di barat dan kau di timur sana
Tembok berlin akan menjadi pemisahnya
Aku terkurung suasana alam raya dan kau hidup abadi selamanya
Terima kasih atas ruang dan waktu yang sekarang telah membisu
Darimu aku belajar banyak tentang segala sesuatu.

Minggu, 16 November 2014

Menunggu Hujan

setetes embun akan terpisah dari cahaya pagi
meneteskan senyum bersama terik sinar mentari
akankah kau kan datang kembali bersama senyummu?
ataukah kau kan pergi sambil bernangis pilu!

sore hari kau datang menghampiri menyambut hujan
membekaskan kebahagian yang telah lama gersang
hingga terbendung menjadi sebuah irama kebahagiaan
namun luka mungkin terobati, tapi api akan terus menerjang

malam hari kau yang ditunggu tak kunjung tiba
apakah harus aku menunggu embun atau hujan kemali?
agar ladang kebahagian ini kembali bersemi
menghiasi bunga kerinduan yang akan terus dinanti

nanti? ataukah sampai esok hari dingin ini terus mencekam
menunggu selukujur tubuhku membeku karna kedinginan
karna kehangantan cintamulah yang akan selalu  tergenggam
tapi banyangan itu terus menggangu hingga aku kesepian


Kediri 17-03-2014 19:24

Hilang Tak Membekas


Bau wangi  mengalir bagai air menuju muara
Tapak kaki, dulu, meninggalkan bekas setelah kaki diangkat
Pisau dapur yang tajam,  mulai mencincang.
Jejak tapak kaki yang telah dibuat, telah  menjadi singgasana

Hilang!

Air yang menuju muara seakan telah terpendam oleh bencana
Keindahan dan kemurnian seakan hanya mitos yang melegenda
Alam seperti apa yang tega menindas jejak telapak kaki
kemudian, Singgasana dewa-dewi terkubur oleh modernisasi tradisi.

Yogyakarta 15 oktober 2014

Sabtu, 28 Juni 2014

Suara Di Kesunyian

Suara..
Suara malam tak seindah kemarin, sayang!
Kutipan kutipan gemuruh angin berjalan menghentakkan
Telinga mendegarkan setiap denyutan nadi yang kosong
Bukan saja nadi tapi sejuta teriakan hati melong-long

Irama..
Irama sunyi ini menggugah hati nurani dan jiwa
Mengajak bernyanyi dengan lagu-lagu derita
Dan larut bersama air yang mengalir ke muara
Dipinggiran sungai yang beriak, hati ini terus bersuara

Terpaku..
Terpaku dalam diamnya malam yang semu
Bersama jenuh dan rasa kesal memeluk jiwa
Hantarkan raga ini ke jalan yang penuh kegelapan
Lalu bukalah kekosongan ini dengan perdamain


Jogja 29/06/2014 2:43 AM

Kamis, 03 April 2014

Waktuku

Langit cerah setelah mendung datang menghujani tanah

Butiran mutiara terbelah oleh keangkuhan amarah

Dulu kegelapan menyelimuti seluruh  cakrawala

Datang dan pergi setiap dua hari sekali

Selalu begitu saja, entah apa yang telah terjadi

Bumi tak sadar begitu juga lagit seterusnya membisu

Hanya gemuruh suara angin terus menghapiri sepanjang waktu

Kapan titik cerah akan datang dan menerangi?

Hari demi hari burung terus terpaku menunggu datangnya itu

Apakah masih perlu meunggu sang Hyang mengilhami?

Ini dan itu selalu saja ada sambaran petir di langit

Bukannya menjadi berkah, tapi itu menjadi penyakit

Ya, itu penyakit, membusuk seperti penyakit kulit

Ini bukan di kulit tapi di setiap ruang isi hati

Hati yang selalu membanggakan kesombongan itu

Busuk kawan! salah jika mengatakan itu cinta, tapi itu nafsu

Wahai waktu yang terus membisu.....

Sembilah puluh hari langkah ini berjalan terus dan semakin menjauh

Mendekati ajal di ujung kepedihan yang teramat pilu

Diawali hari kamis yang tersenyum kepada ciptaan Tuhan

Dan kapan akan berakhirnya sekenario tuhan ini?

Tentang perjalanan hidupku, kau,dia, dan mereka

Hingga hari-hariku termakan oleh sang waktu

Dan aku menunggu alam menyapaku disaat ajal menjemputku


Kediri,  01/04/2014 20:17

Minggu, 09 Maret 2014

Api dan air kemarin

bukan saat ini dikala kebisingan
bukan pula besok dikala melanda
lembar demi lembar menjadi kenangan tertulis namamu di bait pertama

kisah ini mengalir di hari kamis awal tahun
dan hari kemarin membeku menjadi batu
bagaimana aku kan menulis lagi namamu
sedang cairan itu telah membekukan tanganku

izinkan aku membuka duniamu saat ini biarkan kehangatan dan kesejuakan menyatu
hingga menghiasi hari ceriamu dalam mimpi
dan kuingin api dan air bisa menjadi satu

Kediri 09/03/2014 17:57

Jumat, 07 Maret 2014

Keringat impian


mimpiku dalam kelap malam berahir hujatan
perjalanan panjang aku lewati dari awal tahun menuai kebencian
disetiap selubung pertengkaran
atau setiap kisah-kisah ini yang tertenun 


luka dan letih meneteskan keringat di dahi
bercucuran deras membasahi luka dalam hati
apakah impian itu sangat menyakitkan? 

entahlah, tapi yang kurasa seperti sayatan

Kediri 08/03/2014 10:33

Yang jauh

yang jauh... 
dengan catatan hitam ini ku ungkapkan semua hujatan 
ku ingin kau menbaca bait demi bait 
dan lembar demi lembar tulisan ini
dengan tinta darah dari jari telunjuk, ku gambarkan kepedihan
ku ingin kau melihatnya betapa sakit rasanya luka ini 

yang jauh... 
perih atas membisunya mulutmu tak tertulis dalam ayat imajinasiku 
berhamburan hingga langit menurunkan air mata
ditiap rintik hujan ada bongkahan api yang membuatku sekarat
aku sudah tak dapat mencerna setiap rintikan angan hampa

yang jauh... 
cepat atau lambat waktu akan mengikis dentuman jantung
menarik nafas kemudian hembuskan ke pangkuan tuhan
menunggu terakhir kalinya menutupkan indahnya pandangan 
bekukan jasat ini, dan menyapa mepada sekawanan belatung

Pare 21/01/2014 7:22

Jari cinta

jari-jari cinta menari di dedaunan senja
jatuh mengiringi air mata alam nan sunyi
bilik bilik sandi diduduki kaum peri
menyambut iringan kereta kencana sang pujangga hati
dengarkanlah bisikan ini yang ada diujung penantian
lusuh wajah ini duhai wanita yang terpuji
namun bahagia adalah ini
bukan memaksa diri tapi anugrah yang datang dari ilahi
yang telah lama terpatri dalam mimpi
yang telah lama mengoyakkan hati

Pare 19/02/2014 4:28

Belati kebencian

kenapa kau angkat senjata untukku
kenapa kau taburkan peluru dihalaman hatiku
kau tak tau bahwa telah ku simpan rimbuan belati kebencian
yang siap untuk membunuhmu dengan kejam
tinggal menunggu waktunya kau akan ku serang
bersamaan bersama pasukan iblisku yang seram
maka tunggulah aku dan aku akan mencabut nyawamu


Kediri 13/10/2013 5:26

Lupakan aku

sebusur panah api menancap dalam hati

membakar perasaan cintaku selama ini

menjadi puing puing harapan yang rapuh

hancur seiring berjalannya waktu

tak henti kau mencoba kembali

kini kau tak mampu lagi berdiri

bersamaan perasaan yang telah menjadi debu

kau hanya bisa menangis dan membisu

memintaku untuk tidak mencari tempat berteduh

tapi kau tak mengerti perasaanku yang rapuh

cintamu tak bisa membuatku lagi bangkit

karna kaulah orang yang membuat hatiku terasa sakit

maafkan aku dan lupakan aku 


07-09-2013 11:40 PM

Air mata

Tetesan air mata sang dewa Mengalir deras penuh bahagia
tetesan air mata itu menjelma Menjadi malaikat-malaikat tak bersayap
membawa salam kepada putri yang sedang terlelap
dalam mimpi indahnya, Dari sang sudra si manusia hina
ciptaan sanghyang pengusa dunia
tetesan sang dewa...
menjadi butiran butiran cinta tumbuh di padang pasir sahara
di kelilingi dewala buatan sang brahma
untuk sang poetri bergelar ida
agar dia bahagia selamanya Dan tak pernah lagi berduka


30-08-2013 04:53

Permohonan kepada tuhan

tuhan... desiran angin malam yang sunyi menemani dikala aku sendiri karna semua orang telah pergi meninggalkan aku sendiri tuhan... di atas bumi yang kupijak di bawah lagit yang menjadi atap aku bersimpuh padamu dengan semua dosaku tuhan... aku durhaka kepadamu aku selalu mengingkari perintahmu aku datang padamu saat ini di gelapnya malam yang sunyi tuhan... disaat aku sedih aku datang mengadukan sedikit permohonan disaat aku senang aku melupakanmu tak mensyukuri pemberianmu tuhan... akankah kau mengampuniku lagi karna aku tau kau maha pemaaf akankah kau memberiku kesempatan lagi karna aku selalu berbuat khilaf tuhan... aku merasa tak berdaya tampamu maka ampunilah hambamu akulah manusia paling hina didunia maka jangan beri lagi aku derita #05-09-2013 02-03 AM

Berbahagialah

Rintihan tagis kau luapkan Kesedihan demi kesedihan kau muntahkan Di antara rimbunan pohon kaktus Berputar putar bagai siklus Berengkarnasi tak pernah punah Dalam sejarah para pejajah Bukan pisikopat sang pembunuh berantai Tapi menusuk-nusuk daging seakan membantai Bergerilya di setiap sajak sajak gibran Membahana dalam alunan musik perang Membawa sedih dan luka Untuk sang penguasa dari sang pengembara Berharap bereingkarnasi lagi Menjadi kebahagiaan yang dinanti 31-08-2013 01:51

Bunga mawar

duhai pujaanku...
 setangkai mawar ku genggam untukmu 
yang ku petik dari taman surgaku 
mengapa kau tak mau menerimanya?
apa karna kau sudah punya yang lainya?

duhai kasihku... 
lama ku tanam benih ini dalam tamanku
aku siram dan ku besarkan dengan perasaanku 
tapi kenapa orang lain yang telah memetiknya untukmu?
tak rela tapi aku bahagia
walau bukan aku yang memberikannya untukmu
 Kediri 23-09-2013

Dendang harapan

aku kabarkan kepada bulan bahwa aku berdendang bersama kegelapan langit menyaksikan tatapan mataku penuh dengan harapan tapi langit tak memahami apa yang ku harapkan angin berdendang di kesunyian malam menari-nari dibawah sinar rembulan tak ada jawaban ketika aku bertanya kepada alam dia diam dengan menatap wajahku yang murung kenapa semua diam.... dan tak ada jawaban tuhan dekaplah harapanku wujudkanlah mimpiku Kediri 04/10/2013 10:59 pagi

Gubuk derita

di pinggiran kota hidupku berada 

tinggal di gubuk yang penuh dengan derita

ketika malam dingin angin menembus dinding bambu 

berirama syahdu iringi berlalunya sang waktu 

gubukku adalah syurga duniaku saat ini 

tempat berteduhku ketika rintihan hujan membasahi bumi 

gubukku yang penuh dengan duka... 

disinilah aku belajar hidup sengsara 

tak ada keluarga ataupun saudara-saudara 

disinalah aku tanamkan mimpi-mimpiku 

di halaman gubuk deritaku 

di depan mata tekadku... 

Kediri 05/10/2013 3:32

Maafkan aku

aku terdiam dalam sepi sendiri 
membayangkan jatuhnya air mata tuhan dari langit malam 
di lereng kegelapan saat hembusan agin menusuk luka yang dalam 
ku terdiam dan merasa tak tenang ketika tangis itu datang 
bersama awan hitam jatuh ke bumi membasahi hati 
mengalir di setiap urat nadi 
alam diam saat aku meminta 
dia hanya bisa tertawa dalam luka 
senyum yang manis melapisi sakit dalam hati yang menjerit-jerit 
aku memohon kepada alam dari hati ini yang paling dalam 
maafkan aku... 
01-09-2013 10:44 AM

TIKUS KANTOR

tikus kantor yang terhormat 
tak bosankah kau mencari makanan yang kotor
tak bosankah kau hidup di atas penderitaan
 ribuan janji yang kau ucapkan diatas mimbar 
dengan suara-suara yang menggelegar mana buktinya? 
setelah kau terpilih untuk mewakili kami kau melupakan janjimu 
apakah ini caramu agar kau bisa hidup senang dengan hasil janji palsumu?
kau tak pernah memikirkan hidup rakyat jelata yang bertebaran di pinggiran kota
dan sudut-sudut desa wahai tikus-tikus kantor... 
mana hati nuranimu? derita rakyat kau jadikan bahan kesenangan 
hasrat binatang kau tanamkan dalam jiwamu
 kau besarkan dan kemudian kau muntahkan kepada kami 
yang mengharap kau menepati janjimu yang kami inginkan kepedulian yang kami butuhkan

 Kediri 05/10/2013. 1:57 

Dibalik bianglala

lengkungan indah bianglala di langit kelabu datang setelah langit menangis sendu bercampur pilu ada bayang wajahmu di balik tirai-tirai langit berwarna kelabu itu kemudian aku tatap dan aku peluk erat bayangmu agar kau tak lagi hilang dari hadapanku gulita malam berlukiskan indahnya bulan dan bintang suara burung-burung di langit malam yang menunggu sinar mentari datang memanggil namamu dari atas lagit kegelapan agar kau datang dan tak lagi membayang dalam harapan Kediri 09/10/2013 12:15 AM

Bintang yang dirindukan

langit senja menurunkan hujan yang membuat malam ini tiada bintang dingin turut antarkan perasaan senang dikala gelapnya malam senyum bintang terasa hangat walau tertutup awan biarpun kau jauh bukan jadi alasan tuk bisa hantarkan senyuman angin malam memanjakanku untuk selalu mengigatmu dalam hayalku bersama irama melodi kesunyian memainkan rasa rinduku hingga membunuh sadarku akan pancaran cahayamu mudah-mudahan cahayamu abadi dan selalu menyinari hati karna kau mata air kebahagiaanku malam ini Pare 31/01/2014 1:36

Nada indah

petikkan nada indah lewat gitar nyanyikan lagu indah dan bahagia disaat lagu itu membuat hati bergetar aku merasa ada luka dalam luka luka yang kubuat sepertengah malam tadi menyayat sebuah perasaan manusia jelmaan peri meski hati ini bahagia setelah nyanyikan sebuah lagu namun dihati yang paling dalam menyimpan rasa pilu Pare 04/02/2014 8:16

Surat hitam

lewat surat yang kutulis dengan air garam 
aku muntahkan kotoran-kotoran yang kurasa menjijikkan 
campuran antara air garam dan mutah menjadi tinta hitam 
lalu kutulis surat dengan perasaan geram 
kuingin kau membacanya dan menjilatnya 
memang menjijikkan. namun itu ungkapanku semua 
virus yang merusak sistem tubuhku 
setelah kau tau itu sebuah perasaan geram 
kuingin kau segera membersihkan badan 
 Kediri 01/02/2014 23:50

Sudah cukup derita ini

banjir hanyutkan penghuni negera indonesia binasakan nyawa mereka menuju ujung muara teruslah hujani ribuan pulau ini teruslah goncang tanah pertiwi sampai kau bosan tuhan.. sampai kau dapatkan apa yang kau inginkan mereka kehilangan harta dan keluarga yang membuat mereka harus menderita pada hari ini tangis anak negeri membahana tinggi tetesan air mata ketika melihat manusia tampa nyawa hinggap di depan mata, kini sudah tiada guna apakah ini sebuah cobaan yang kau beri? ataukah sebuah pelampiasan rasa benci? entah, aku tak tau dan tak mau tau namun derita ini sudah cukup melukai jangan kau beri lagi kepada negeri yang kucintai ini Pare 05/02/2014 0:15

Persetan dengan semua

persetan dengan semua... 
nafsu yang terus membelengu 
membuatku hilang kesadaran seperti anak yang dungu 
linglung tampa arah tujuan 
persetan dengan mereka... 
hanya urusan duniawi yang ada dalam pikiran 
uang jadi alasan untuk sebuah kebahagiaan 
lupa akan semua apa yang harus dilakukan 
memenuhi nafsu adalah tujuan dari sebuah pencarian 
persetan dengan kau.. 
tak ada larangan dalam kehidupan yang fana 
sambil berfoya-foya dan angkat segelas bir 
ketika semua telah lenyap dan datanglah derita
pada akhirnya sumpah serapah keluar dari bibir 

 Pare 08/02/2014 13:14

Sajak terahir untukmu

hujan deras membasahi kota ini hanyutkan semua yang mulai bersemi sebuah bibit bunga yang kutanam setelah kau ungkapkan kini telah di hanyutkan oleh air hujan saat kau meminta sebuah belaian manis ku turuti itu agar kau tak lagi menangis ketika bunga itu telah menampakkan keindahannya kau memintaku untuk sirnahkan bunganya untuk sebuah alasan yang kaupun tak tau maknanya dan sekarang aku mencoba untuk memendam bunganya hingga difosilkan oleh sang waktu hingga dimusnahkan oleh sang maha tau hujan sore ini menutup semua skenario buatanmu dan sang waktu menjadi saksi bisu atas semua ucapanmu Pare 09/02/2014 13:37

Alih tuhan akanku

bunga malam ini kini mulai layu dan semerbak wangi itu telah hilang mungkin prasangka ini benar adanya dari pertama aku merenggut senyummu dari pertama aku bertekuk lutut didepanmu mata yang akan terus memandang kematian ujung yang diharapkan berbunga kebahagiaan kini telah kau balikkan pandang dari satu titik yang diinginkan akan datang yaitu sebuah kenikmatan madu yang dibawa oleh kumbang yang diambil dari tanah-tanah gersang hai sang kumbang... bukan aku ini seorang bajingan pemaksa perasaan dan bukan pula seorang pemilik hati yang tuli andai kau baca syair-syair sang sufi cinta tentulah hatimu akan tergoyahkan akan segala perkataan namun berbeda itu pasti tak sama atau hanya sekedar sama nama mungkin juga sebuah tabir penutup gelap melindungi dirinya dari segala rasa malu yang kini mulai merayap memiliki sekuntum atau setaman bunga bangkai yang akan dijamah namun tak sampai duhai bunga yang terasa manis.... berbahagialah setelah berpindah dari hati ke hati atau dari hidup menuju mati karna harum mawar dan manis madu takkan pernah menyentuhmu sampai mati sampai kau masih cinta dengan uniknya hati peduli apa aku dengan itu karna kau tak pernah memberiku mawar merah dan jangan berfikir akan hidup ditaman yang gersang ini dan sekali lagi peduli apa aku dengan sajak busukku tuhan mungkin berencana lain tetang semua kisahku yang kutulis dengan sajak ini atau yang lain Pare 13/02/2014 4:26

Debu rindu

lama tak melihat indah senyumanmu... 

saat mentari mengepakkan sinarnya, aku diam tersipu 

memandang bunga mawar yang tumbuh dihalam depan rumahku 

dan bunga mawar itu sekarang sudah ternodai oleh debu 

lama aku merindukan canda tawamu... 

telah dahaga batinku merindukan itu 

kemana lagi aku harus lampiaskan rinduku? 

mendekap bayangmu sudah tak lagi bisa hapuskan rasa itu 

                                                               Pare 18/02/2014 11:49

Kini semua terbungkam

hanya sesaat membungkam sebait sajak 

sehabis bait yang kubaca akan ku bajak

separuh dunia yang kita huni, mulai rusak 

pohon yang indah, air jernih 

yang kita lihat dan nikmati bersama kini goyah 

aku berfikir sejenak dalam naungan langit malam

tak ada senyum ketika angin membungkam 

secerah sinar mentari di pagi hari sunyi 

secepat embun yang hilang dan kan menepi 

ingin aku meneriaki sebuah lantunan isi hati

dengan jarak yang sekarang kita alami 

air pasang akan menerjang dan terjerat kebisuan 

mengikis batu menjadi sehampar pasir tak bertuan 

di bait keempat ini selimut kepalsuan terbuka 

menelanjangi setiap sudut-sudut intim dunia 

yang mulai keruh akan kebosanan hidup 

yang hilang ketika sinarmu mulai meredup 

bingungku akan ranting-ranting hidupmu 

jalan terjal yang kutapaki selalu suram 

ada lobang yang dalam berisikan batu-batu tajam 

kemudian akan ku lepas erat pelukanmu 

jika kau bosan dengan sajakku di bait keempat 

ajaklah pasir-pasir hitam berdiri merapat 

pukul bayangan hitamku laksana gunung 

getarkanlah bumi dan benci yang terbendung 

Kediri 03/03/2014 2:20

Minggu, 23 Februari 2014

Saat tak ada lagi

Saat tak ada yang bisa kulapis
lukamumembungbung tinggi ke awan
kupalan asap hitam melahirkan tangis
bisaku hanya mendekapmu dalam hayalan

Saat tak ada lagi yang bisa kurenung
bukan salahmu melabuhkan sinar pelita
kupikir roda ini terus menuju semenanjung
bertapa bodohnya aku sedu menanti dermaga

Saat tak ada lagi ritme-ritme suara anjing
lagit tak henti-hentinya menggelegar
hujan sore ini ternyata membuatku sadar
akan arti sebuah perjuangan dan keputus asaan

Saat tak ada lagi yang bisa ku pijak
kayuku terus menikuti api yang menanjak
namun genggaman yang dulu terasa sangat mendekapku
api sudah membakarmukarna percikanku


Ngawi 21-02-2014 14:42

Senin, 20 Januari 2014

Hijau hitamku

HMI...
larut dalam syair perjuangan

dan hidup diatara segala perbedaan

nafasmu tak berhenti

semangatmu akan selalu berdiri

sampai sinar mentari takkan bersinar kembali

HMI..
hijau, hitam kau baluti setiap sudit hati

putihmu selimuti jiwa raga kami

setiap langkah perjuangan

dan sekarung emas harapan

yangkau berika akan kutanam

Kediri 05-01-2014 17:15

Sabtu, 18 Januari 2014

Goresan yang menyayat

ku goreskan tinta hitam dalam lamunan

kuciptakan syair cinta untuk kau kenang

dalam indahnya gelap malam

yang dihiasi bintang-bintang dengan pancaran sinar rembulan

menyinari hati yang terlelap dalam mimpi

untuk seorang yang kusayangi

entah kemana kau pergi membawa cinta ini

membosankan kerika aku harus menunggumu

berdiam diri dalam hayalan yang semu

ingin ku mengatakan kau memang bangsat

dan kaulah yang membuat hatiku tersayat sayat

Kediri-09-2013

Muka setan

raut muka didepan cermin pembohongan

seperti wajah iblis bertopeng tuhan

diam-diam berakhlakan malaikat

di balik cermin berkelakuan bangsat

ternyata manusia titisan para dewa

bersujud hanya selengkangan wanita

tunduk ketika melihat mulusnya paha

menyembah ketika ini memegang belahan dada

Kediri 23-10-2013 09:49 AM
diperbarui 16:10 PM

Istrumen lagu kehidupan

instrumen lagu kehidupan tak bermuara hias nada dunia tak bermakna

membahana menembus cakrawala hayalan

malampun tak berbintang, dan bulan enggan menampakkan keceriaan

hidup yang tak berkisah ini antarkan berjuta penderitaan

inikah hidup?, menutup lubang nafsu belaka?

dan apakah hanya mencari sebuah cinta untuk menambah derita?

tak perlu jalan berambang sinar cahaya dan kegelapan

karna semua akan berakhir dengan segala penyesalan


Pare 10-01-2014 22:10

Sekenario hidup

jalan tak pernah berujung di sekitar api neraka

ketika lelah mendaki jalan hingga tak sampai

nafaspun berhenti sejenak menanti mentari bersinar kembali 

di akhir gelap gulita, dan di penghujung usia

meraka bersedih berpintu canda tawa

mecari bahagia adalah akhir dari sebuah fana

pada titik jalan yang tak berarah semua akan meneteskan air mata yang tak berguna

dan Tuhan akan tertawa dengan semua sekenario hidup yang dibuatnya

Kediri 11-01-2014 22:08

Bunga berduri

diam dengan menyimpan sejuta perasaan dalam hati

senyum manis namun terasa pahit walau harus menanti

merebahkan harapan yang tak tau pasti

di rimbunan semak semak belukar yang berduri

tak bermaksud menyakiti atu melukai perasaan hati

inilah sebenarnya sekuntum bunga berduri untukmu

meski tak menarik oleh pandangan matamu

tapi dengan itu bisa kulangbangkan rasa rinduku


Pare 17/01/2014 23:09

Selasa, 07 Januari 2014

Tak sempurna

Maaf bila aku tak bisa menjadi yang sempurna untukmu

maaf bila aku tak bisa menjadi malaikat yangselalu menjagamu disetiap berjalannya waktu

munafikkah bila aku selimuti  hati ini?

semua rasa tak mampu kupendam tetesan air mata

wahai yang kucinta...

aku takseperti embun pagi untukmu 

dan aku tak mau kau seperti itu padaku

mengertilah, matahari takkan selalu bersinar 

cahaya bintangpuntakkan selalu terpancar

wahai yang kusayang..

setiap bait do'aku terselip namamu

dalam lubuk hati ini selalu namamuyang terpatri

jangan kau mudnahkan dengan keegoisan

karna rasa cinta abadi oleh rasa saling memiliki dan mengerti

Kediri 15-12-2013 14:44